9 Februari 2009

DISINDIR TETANGGA KARENA NGANGGUR

Aku sekarang sudah lulus kuliah tapi aku belum juga mendapat pekerjaan, meski aku telah berusaha melamar di beberapa perusahaan. Sementara teman-teman sudah banyak yang kerja. Tetanggaku banyak yang menyindir. Perlu Kak Hesti ketahui kalau aku termasuk orang yang pendiam. Bagaimana seharusnya aku harus bersikap?

Siti, selamat atas kelulusanmu, ya. Sekarang adalah saat yang paling menentukan dalam hidupmu. Bila sebelumnya di bangku sekolah ada ujian-ujian untuk bisa naik tingkat dan lulus, di “dunia nyata” kamu juga akan menjumpai berbagai ujian dalam menghadapi kehidupan. Ujian pertama adalah bagaimana kamu bisa hidup mandiri, sebagai seorang dewasa yang bertanggung jawab. Apa yang diperlukan untuk menghadapi ujian-ujian dalam kehidupan ini?

Pertama, kesiapan mental dan sikap yang optimis. Siap untuk menghadapi apa pun yang menghadang, siap untuk kemungkinan terbaik dan terburuk, dan yakin bahwa dirimu, dengan bantuan Allah, mampu lulus dari ujian yang kamu hadapi. Kedua, sikap proaktif. Apa sih itu? Proaktif berarti kamu mengambil tanggung jawab atas hidupmu sendiri, berani memulai tindakan dan mengambil inisiatif untuk mengubah keadaan.

Siti, sekarang tentukanlah satu tujuan yang ingin kamu raih, lalu tetapkan niatmu untuk mencapai tujuan itu. Selanjutnya, kamu perlu membuat rencana dengan berbagai alternatif. Di sini kamu perlu membuka mata selebar-lebarnya atas berbagai alternatif yang ada. Misalnya, tujuan: ingin mandiri secara finansial. Alternatif rencana: pertama, melamar ke berbagai perusahaan. Konsekuensi mencari kerja dengan menjadi karyawan adalah kita tidak bisa menentukan apakah kita bisa diterima atau tidak, karena pihak perusahaanlah yang lebih banyak menentukan. Belum lagi persaingan dalam memperebutkan peluang kerja yang semakin hari semakin berat. Karenanya, menurut Kak Hesti, sangat riskan jika kamu hanya menunggu panggilan kerja dari perusahaan.

Selain itu apa lagi yang bisa dilakukan? Banyak! Mencapai kemandirian tidak harus selalu dengan cara bekerja sebagai karyawan di perusahaan kan? Cobalah gali kemampuan atau hobi yang kamu miliki, yang berpotensi untuk menjadi sumber mata pencaharian. Misalnya, kamu bisa membuat masakan atau kerajinan tangan kemudian menjualnya, membuat tulisan lalu dikirim ke media, bisa menjadi pengajar, dll.

Selain itu cobalah lihat lingkungan sekitarmu serta networking yang kamu miliki. Di sini juga bisa jadi ada peluang yang bisa kamu olah. Misalnya menjual barang atau jasa yang dibutuhkan orang-orang di sekitarmu, atau bekerja sama dengan teman-teman untuk memulai suatu usaha. Tidak perlu khawatirkan omongan orang tentang dirimu, selama kamu melakukan hal yang halal. Saat ini banyak lho wanita pengusaha yang sukses dengan bisnis yang dimulai dari hobi (kamu bisa baca surat kabar Republika atau Kompas setiap Ahad).

2 komentar:

RACHMADI mengatakan...

Jelasin dong ama tu tetangga, bahwa Liza tu tak pernah nganggur......

LENTERA RAKJAT mengatakan...

kalo sekarang udah tau mas kalo iza udah gak nganggur lagi. hehehe kemaren2 kemarennya aja yang gak ngenakin mas.