29 April 2011

Ma’ Nene’, Ritual Unik Suku Toraja




Oleh Andari Karina Anom

Tana Toraja di Sulawesi Selatan sudah lama terkenal dengan alam pegunungannya yang permai serta ritual adatnya yang unik. Yang paling tersohor, tentu saja, pesta Rambu Solo yang digelar menjelang pemakaman tokoh yang dihormati. Tiap tahun pesta yang berlangsung di beberapa tempat di Toraja ini senantiasa mengundang kedatangan ribuan wisatawan.

Selain Rambu Solo, sebenarnya ada satu ritual adat nan langka di Toraja, yakni Ma’ Nene’, yakni ritual membersihkan dan mengganti busana jenazah leluhur. Ritual ini memang hanya dikenal masyarakat Baruppu di pedalaman Toraja Utara — sebuah kabupaten baru. Biasanya, Ma’ Nene’ digelar tiap bulan Agustus.

Saat Ma’ Nene’ berlangsung, peti-peti mati para leluhur, tokoh dan orang tua, dikeluarkan dari makam-makam dan liang batu dan diletakkan di arena upacara. Di sana, sanak keluarga dan para kerabat sudah berkumpul. Secara perlahan, mereka mengeluarkan jenazah (baik yang masih utuh maupun yang tinggal tulang-belulang) dan mengganti busana yang melekat di tubuh jenazah dengan yang baru.

Mereka memperlakukan sang mayat seolah-olah masih hidup dan tetap menjadi bagian keluarga besar.
Ritual Ma’ Nene’ oleh masyarakat Baruppu dianggap sebagai wujud kecintaan mereka pada para leluhur, tokoh dan kerabat yang sudah meninggal dunia. Mereka tetap berharap, arwah leluhur menjaga mereka dari gangguan jahat, hama tanaman, juga kesialan hidup.

Dari mana asal muasal ritual Ma’ Nene’ di Baruppu? Kisah turun-temurun menyebutkan, pada zaman dahulu terdapatlah seorang pemburu binatang bernama Pong Rumasek. Saat sedang berburu di kawasan hutan pegunungan Balla, bukannya menemukan binatang hutan, ia malah menemukan jasad seseorang yang telah lama meninggal dunia. Mayat itu tergeletak di bawah pepohonan, telantar, tinggal tulang-belulang
.
Merasa kasihan, Pong Rumasek kemudian merawat mayat itu semampunya. Dibungkusnya tulang-belulang itu dengan baju yang dipakainya, lalu diletakkan di areal yang lapang dan layak. Setelah itu, Pong Rumasek melanjutkan perburuannya.

Tak dinyana, semenjak kejadian itu, setiap kali Pong Rumasek berburu, ia selalu beroleh hasil yang besar. Binatang hutan seakan digiring ke dirinya. Bukan hanya itu, sesampainya di rumah, Pong Rumasek mendapati tanaman padi di sawahnya pun sudah menguning, bernas dan siap panen sebelum waktunya.

Pong Rumasek menganggap, segenap peruntungan itu diperolehnya berkat welas asih yang ditunjukkannya ketika merawat mayat tak bernama yang ditemukannya saat berburu.

Sejak itulah, Pong Rumasek dan masyarakat Baruppu memuliakan mayat para leluhur, tokoh dan kerabat dengan upacara Ma’ Nene’.

Dalam ritual Ma’ Nene’ juga ada aturan tak tertulis yang mengikat warga. Misalnya, jika seorang istri atau suami meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak boleh kawin lagi sebelum mengadakan Ma’ Nene’ untuknya.

Ketika Ma’ Nene’ digelar, para perantau asal Baruppu yang bertebaran ke seantero negeri akan pulang kampung demi menghormati leluhurnya. Warga Baruppu percaya, jika Ma’ Nene’ tidak digelar maka leluhur juga akan luput menjaga mereka. Musibah akan melanda, penyakit akan menimpa warga, sawah dan kebun tak akan menghasilkan padi yang bernas dan tanaman yang subur.

27 April 2011

Ingin Percaya Diri? Ikuti 15 Cara Ini


ilustrasi wanita tak percaya diri (doc Corbis)

Sebagian wanita merasa sulit mendapatkan kepercayaan diri. Inilah yang terkadang membuat kepribadian mereka tidak berkembang secara maksimal, dan tidak mampu bersaing dengan pria dalam kariernya.

Salah satu tanda wanita yang mempunyai kepercayaan diri rendah dan tidak bahagia, menurut penelitian di Universitas California, Amerika Serikat, yaitu mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk penampilan.

Apakah Anda ingin segera keluar dari keadaan seperti itu? Pertimbangkan 15 cara ini untuk membuat diri Anda tampil percaya diri.

1. Berhentilah melihat diri Anda di setiap kaca yang Anda lewati. Cara Anda membangun kepercayaan diri adalah dengan membangunnya dari dalam diri dan tampilkan keluar. Untuk mendapatkan gambar yang bagus dari diri sendiri adalah dengan belajar melihat dari dalam bukan dari cermin.

2. Jangan terlalu banyak meminta maaf kecuali jika Anda melakukan hal yang benar-benar fatal. Orang yang selalu minta maaf biasanya memiliki perasaan tidak aman.

3. Buatlah keputusan dan lakukanlah. Jangan terlalu banyak menganalisis karena hanya akan membuat Anda bingung mengambil sebuah tindakan. Langkah awal biasanya adalah bagian tersulit.

4. Bayangkan kesuksesan. Para ahli mengatakan bahwa kemampuan menggambarkan kesuksesan dalam menyelesaikan sebuah tugas dapat membantu dalam penyelesaian tugas tersebut.

5. Tegakkan badan. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Ohio, menegakkan badan dapat membuat Anda lebih berpikir positif tentang diri Anda sendiri.

6. Berdandanlah. Menampilkan yang terbaik dari diri Anda dapat mengatakan banyak hal terkait perasaan Anda.

7. Jangan bereaksi berlebihan terhadap suatu kesalahan. Belum tentu Anda dapat melakukan hal yang lebih baik dari orang lain.

8. Asumsikan orang seperti Anda. Banyak orang mungkin melakukan hal yang sama dan hal tersebut dapat membantu Anda untuk bersosialisasi.

9. Berbicaralah dengan orang asing kemana pun Anda pergi. Hal ini dapat membuat Anda merasa lebih baik, dan merupakan cara terbaik mengasah kemampuan bersosialisasi.

10. Jangan pernah membandingkan diri Anda dengan orang lain. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Anda tidak perlu menjadi yang paling cantik, yang paling pintar, atau yang paling kaya. Anda hanya perlu menjadi apa adanya diri Anda.

11. Jika seseorang memberikan pujian, terimalah dengan anggun, dan jangan pernah memberikan perdebatan atau berpura-pura berendah diri.

12. Berpikir muda. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Purdue menemukan bahwa orang yang mampu mengendalikan sifat mudanya adalah orang yang lebih mudah mendapatkan kepercayaan diri tentang kemampuannya.

13.  Perhatikan tangan Anda. Jangan pernah menyilangkan tangan Anda di depan dada Anda karena orang lain akan menganggap Anda adalah orang yang tertutup dan tidak dapat diajak bersosialisasi.

16. Bersyukurlah. Ingatkan diri Anda apa yang penting, hargai apa yang Anda miliki, dan jangan lupa untuk berterima kasih kepada orang lain.

15. Gunakan kontak mata setiap kali Anda berbicara dengan orang lain.  Hal ini adalah kebiasaan orang-orang yang percaya diri

Membangun Percaya Demi Hubungan Mesra

Butuh proses untuk menumbuhkan rasa saling percaya antarpasangan. Caranya?

mesra (dok. Corbis)

Bukan hanya di lingkungan kerja kepercayaan perlu dibangun. Dalam kehidupan asmara, kepercayaan menjadi dasar hubungan yang sehat. Tanpa saling percaya, hubungan akan mudah goyah dan rentan hancur.

Membangun kepercayaan bukanlah hal mudah. Butuh proses untuk menumbuhkan rasa saling percaya antarpasangan. Berikut beberapa cara sederhana untuk membangun kepercayaan dalam hubungan, seperti dikutip dari laman She Knows:

Jujur dan berbagiJika Anda ingin pasangan jujur, Anda pun harus melakukannya. Saling jujur adalah satu-satunya cara membangun kepercayaan dalam hubungan.

Saling berbagi tentang kehidupan Anda dan siapa Anda bisa membawa hubungan menjadi lebih dekat. Semakin Anda sering berbagi, semakin banyak pula hal-hal tentang pasangan yang bisa Anda ketahui. Ini juga berarti jujur tentang perasaan.

Membuka diriMempercayai seseorang akan menjadi hal sulit, terutama jika Anda pernah dikhianati di masa lalu. Tapi cobalah belajar membuka diri untuk memulai suatu hubungan baru.

Meski Anda pernah tersakiti, bukan bearti semua pria memiliki prilaku negatif. Berani membuka diri dan belajar mempercayai orang lain akan menjadi hal yang baik untuk kehidupan masa depan. Semakin Anda membiarkan diri mempercayai pasangan, akan memperkuat hubungan.

Percaya diri Bagian terpenting untuk membangun kepercayaan dalam hubungan adalah percaya diri dan percaya pada naluri. Jika Anda sudah menemukan seseorang yang Anda cintai dan ingin membuat hubungan serius, yakinkan diri Anda bahwa dia pasangan terbaik. Ini penting untuk keberhasilan sebuah hubungan.

Sembilan Aura Seksi Wanita

Ketahui sembilan hal yang menunjukkan aura seksi seorang wanita di mata pria.

wanita cantik dan seksi (inmagine.com)
 
Tidak ada yang menyangkal kalau penampilan menjadi daya tarik utama seorang wanita. Tetapi, mendefinisikan wanita seksi di hadapan pria, tak sekadar penampilan.

Mulai dari gerakan tubuh, cara bicara, hingga semangat, bisa mendukung penampilan seksi. Ketahui sembilan hal yang menunjukkan aura seksi seorang wanita di mata pria, seperti dilansir dari HowAboutWe.
1. Cara jalanMeskipun cara jalan Anda aneh, tetapi pria sangat sangat suka memperhatikan gaya jalan wanita yang disukainya. Menurut pria, gerakan jalan wanita sangat seksi dan menggoda. Tidak heran jika banyak pria yang memilih untuk berjalan di belakang wanita.

2. SuaraPria bisa merasa sangat bergairah saat mendengar suara pasangannya di telepon. Apalagi, jika dibisikkan kata-kata manis ditelinganya.

3. TatapanMata Anda bisa meluluhkan hati si dia. Bagi pria, tatapan wanita yang dalam, meskipun hanya berupa lirikan, adalah hal yang sangat seksi.

4. Gerakan khasTiap orang memiliki gerakan tubuh yang khas. Hal ini membuat bahasa tubuh wanita makin terlihat seksi di mata pria.

5. Semangat bertualangJika Anda memiliki semangat bertualang, selalu ingin mencoba hal baru, pria cenderung penasaran. Bukan hanya seksi secara fisik, tetapi kepribadian Anda bagi pria juga sangat seksi.

6. MaluSikap Anda yang terkadang malu-malu juga bagi sebagian pria adalah hal seksi. Muka yang merah atau Anda salah tingkah, justru membuat pria makin berhasrat ingin menggoda.

7. Cara tertawaSaat Anda sudah bisa tertawa lepas saat bersama seorang pria, tandanya kenyamanan sudah tercipta. Pria tersebut pasti akan menatap dalam untuk memperhatikan cara tertawa Anda. Inilah hal paling seksi sekaligus menyenangkan.

8. AromaAroma bukan soal parfum yang Anda kenakan. Tetapi aroma tubuh khas yang dimiliki setiap orang. Indra penciuman akan menangkap dan terekam dengan baik di otak.

9. Kemampuan komunikasiMeskipun memiliki lekuk tubuh bak model, tetapi jika tidak memiliki kemampuan komunikasi yang baik, justru bisa terlihat tidak menarik. Wanita yang bisa mengekspresikan dengan baik perasaan dan pemikirannya, serta percaya diri akan selalu terlihat seksi di mata pria.

26 April 2011

Peluang dan Tantangan untuk Mengembangkan Hutan Kemasyarakatan Pengalaman dari Malinau

Godwin Limberg, Ramses Iwan, Eva Wollenberg & Moira Moeliono


Latar Belakang
Sejak tahun 1980-an telah banyak upaya dilakukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan hutan dan memperoleh pengakuan untuk kegiatan hutan kemasyarakatan yang sudah ada di Indonesia. Perubahan politik dengan reformasi dan pelaksanaan undang-undang otonomi daerah membuka peluang besar untuk pengembangan hutan kemasyarakatan. Untuk memanfaatkan peluang ini CIFOR telah mengadakan kegiatan di 27 desa di daerah aliran sungai (DAS) Hulu Malinau, Kalimantan Timur, sejak tahun 1999 guna meningkatkan keterjangkauan dan penguasaan masyarakat setempat terhadap manfaat hutan. Dalam tulisan ini kami menjelaskan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan hutan kemasyarakatan. Dalam tulisan ini kami mendefinisikan hutan kemasyarakatan sebagai semua sistem pengelolaan hutan dimana masyarakat ikut terlibat dalam bentuk apapun (lihat juga Warta Kebijakan nomor 9 tentang Perhutanan Sosial).
Salah satu contoh sistem hutan kemasyarakatan yang hampir sepenuhnya otonom adalah upaya masyarakat
Punan di Long Pada (hulu Sungai Tubu, Kabupaten Malinau) untuk melindungi gaharu (Aquilaria spp.) sebagai hasil hutan andalan di wilayah desa mereka dari eksploitasi oleh pihak dari luar desa. Masyarakat Long Pada tidak mengetahui status hukum hutan di wilayah desa mereka. Masyarakat Kenyah di Desa Setulang (Kabupaten Malinau) menetapkan sisa hutan primer di wilayah desa sebagai hutan lindung (tane’ olen). 
Mereka telah mulai memantau keadaan hutan untuk menghindari penyerobotan oleh pihak lain. Kalau dikelola dengan baik, hutan kemasyarakatan dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan jasa dari hutan dan membuka peluang pendapatan. Hutan kemasyarakatan memberi peluang penguatan kelembagaan di tingkat masyarakat. Hutan kemasyarakatan dapat mendorong pengelolaan sumber daya hutan yang berkesinambungan sambil mempertahankan jasa lingkungan seperti perlindungan daerah aliran sungai. Akan tetapi pengembangan hutan kemasyarakatan menghadapi beberapa tantangan dasar yang harus diatasi sebelum dapat diterapkan pada skala luas.

Sejak 1999 CIFOR telah mendampingi Desa Pelancau, Setulang dan Sengayan (di kecamatan Malinau Selatan) untuk mengembangkan danmenganalisa pilihan bagaimana masyarakat dapat terlibat dalam pengelolaan hutan sebagai salah satu kegiatan pada lokasi penelitian jangka panjang CIFOR. Melalui pemetaan partisipatif, penggalian harapan masa depan dan diskusi, masyarakat dirangsang untuk mengkaji pemanfaatan sumber daya alam dan lahan pada saat sekarang dan peluang untuk masa mendatang.
Upaya pengelolaan pengumpulan gaharu di Pelancau Pengumpulan gaharu di wilayah desa lama di hulu Sungai Malinau (sekitar 15.000 hektar) merupakan sumber utama pendapatan masyarakat Punan Pelancau (jumlah penduduk hampir 300 jiwa).
Gaharu adalah damar dengan harum khas yang dihasilkan oleh infeksi jamur pada pohon Aquilaria spp. Gaharu dapat mencapai harga lebih dari 1.000 dollar AS per kilo untuk mutu terbaik. Pengumpulan gaharu secara berlebihan oleh pengumpul dari luar desa mengakibatkan populasi gaharu menurun drastis. Dalam diskusi tentang pilihan ekonomi ada beberapa anggota masyarakat yang tertarik untuk menanam gaharu untuk menjamin keberadaan gaharu di masa mendatang. Anggota yang lain tidak yakin kegiatan ini akan berhasil karena keadaan di kebun berbeda dari keadaan tumbuh gaharu di alam dan karena tidak berpengalaman dengan metode inokulasi. Mereka menekankan bahwa  perlu ada perlindungan terhadap gaharu yang
terdapat di wilayah desa. Mereka menyadari bahwa mereka akan menghadapi beberapa kesulitan dengan kedua pilihan tersebut. 
Pertama, mereka tidak yakin akan hak mereka untuk mengelola gaharu dan melarang pengumpul dari luar desa masuk ke wilayah desa mereka. 
Kedua, penegakan peraturan ini tidak mudah karena wilayah desa sangat luas dan terpencil dan pohon gaharu
tumbuh terpencar-pencar. Namun mereka juga mengetahui bahwa sebagian besar daerah dengan potensi gaharu secara resmi ditetapkan sebagai utan lindung, sehingga penebangan kayu tidakboleh dilaksanakan. Keadaan ini memungkinkan pengembangan kegiatan ekonomis, termasukperlindungan dan pengayaan tanaman gaharu.Pemerintah kabupaten juga menyadari bahwa gaharu adalah sumber pendapatan penting bagi masyarakat yang semakin lama semakin berkurang. Dalam upaya untuk menjamin
keberadaan gaharu di masa mendatang pemerintah kabupaten meluncurkan gerakan “Sejuta Pohon Penghasil Gaharu”. Gerakan ini dan uji coba pertama dengan metode inokulasi merangsang masyarakat Pelancau untuk mulai menanam pohon gaharu.
Selama ini masyarakat Pelancau belum membahas gagasan untuk melindungi pohon gaharu di alam dengan pemerintah kabupaten atau mencoba mendapatkan izin pengelolaan, misalnya Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Non Kayu. Namun hal ini dapat memperkuat posisi masyarakat sekaligus menjadi dasar pengelolaan yang lebih baik. Meskipun demikian, masyarakat Pelancau bersama pemerintah kabupaten tetap perlu mengembangkan strategi penegakan pengelolaan agar menjamin keberlanjutan sumber daya ini.
Pembalakan di hutan masyarakat Sengayan
perkayuan dapat membantu dengan kayuSejak undang-undang otonomi daerah dan undangundang kehutanan tahun 1999, masyarakat Sengayan (sekitar 350 jiwa) dimungkinkan bekerjasama dengan perusahaan perkayuan untuk mengeksploitasi sebagian hutan di wilayah desanya. Pada tahun 2000 sebuah perusahaan perkayuan memperoleh izin pemungutan dan pemanfaatan kayu (IPPK) berdasarkan surat  kesepakatan kerjasama dengan masyarakat Sengayan untuk mengeksploitasi areal seluas 2.000 hektar dari sekitar 10.000 hektar luas seluruh wilayah desa. Kegiatan penebangan berakhir pada tahun 2003 ketika masa berlaku IPPK habis dan IPPK sendiri dianggap ilegal. Keuntungan utama bagi masyarakat adalah tambahan pendapatan tunai dari pembayaran fee (Rp. 20.000 per m3) dan kesempatan untuk memperoleh kayu gergajian karena kendaraan perusahaan bersedia mengantarnya ke desa secara cuma-cuma. Tokoh-tokoh masyarakat senang dengan sistem dimana pemerintah kabupaten dapat menerbitkan izin, karena pemerintah kabupaten relatif lebih mudah dihubungi, hanya perlu dua jam perjalanan dari Sengayan. Walaupun mereka tidak mengalami banyak permasalahan semasa perusahaan beroperasi dibandingkan dengan desa lain, mereka mengaku bahwa pengawasan oleh emerintah kabupaten masih lemah. Karena pengalaman positif ini tokoh-tokoh masyarakat Sengayan berusaha untuk melanjutkan kerjasama untuk mengeksploitasi hutan di bawah peraturan kehutanan yang baru. Namun, mereka tidak memperuntukkan seluruh wilayah desa untuk penebangan kayu. Dalam diskusi yang terus berlangsung, mereka mengembangkan rencana pemanfaatan lahan dan pengelolaan hutan. Dalam proses ini mereka mempertimbangkan aspek seperti keterjangkauan, potensi kayu dan potensi lain, berbagai fungsi hutan (untuk kebutuhan seharihari, perlindungan daerah aliran sungai dan eksploitasi komersial). Pada tahun 2004 mereka membayangkan empat jenis pemanfaatan hutan: hutan produksi untuk eksploitasi komersial oleh perusahaan atau anggota masyarakat  (sekitar 3.000 hektar), Hutan Kas Desa untuk pemanfaatan non komersial, hutan lindung dan hutan pariwisata dimana tidak boleh menebang kayu, masing-masing dengan luas yang hampir sama. Mereka juga mengalokasikan sebagian hutan sebagai cadangan lahan pertanian, misalnya untuk pengembangan kebun karet. Ketika IPPK masih aktif, masyarakat Sengayan juga pernah mempertimbangkan peluang untuk mengoperasikan penggergajian (sawmill) kecil. Masyarakat mengantisipasi bahwa perusahaan yang dapat diolah dengan sawmill. Akhirnya rencana ini tidak pernah terwujud karena IPPk menghentikan kegiatannya. Masyarakat tidak mencoba membangun sawmill kecil secara mandiri. Sekarang ini masyarakat mempertimbangkan untuk menjual kayu gergajian ke Malinau Kota. Mereka mengantisipasi bahwa karena adanya perubahan perundang-undangan kehutanan dan otonomi daerah, perusahaan perkayuan tidak akan beroperasi di wilayah desa Sengayan untuk
waktu yang lama. Sebagai alternatif sementara mereka menggergaji kayu dengan menggunakan chainsaw dan menjualnya untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat di ibukota kabupaten. Namun mereka masih ragu memulai kegiatan ini karena khawatir akan sulit mengurus surat-surat izin penjualan kayu gergajian.
Kasus Sengayan menggambarkan ketertarikan tinggi masyarakat untuk ikut terlibat dalam eksploitasi kayu. Mereka telah mempertimbangkan berbagai pilihan yang bisa menjadi sumber penghasilan baru yanglumayan besar. Sebagian pengelolaan hutan akan dilakukan oleh perusahaan perkayuandimana masyarakat bisa terlibat dalam pengawasan. Sebagian anggota masyarakat dapat memanfaatkan sumber daya hutan di bagian wilayah desa. Tantangan terbesar yang mereka hadapi adalah ketidakpastian kebijakan dan pembuatan keputusan, kurang keterbukaan dan perubahan undang-undang dan peraturan kehutanan. Kerjasama antara masyarakat dengan perusahaan perkayuan membutuhkan pendampingan oleh pemerintah kabupaten untuk menjamin keterbukaan, akuntabilitas dan penerapan peraturan kehutanan.

Pelestarian hutan oleh masyarakat Setulang
Pada saat IPPK menjadi peluang bagi masyarakat untuk memperoleh keuntungan dari pemanfaatan hutan, masyarakat Setulang (sekitar 900 jiwa) memilih melestarikan hutan mereka. Mereka melindungi sisa-sisa hutan primer yang terdapat di wilayah desa, yaitu sekitar 5.000 hektar atau 50% dari seluruh luas wilayah desa. Mereka menetapkan tujuan pelestarian hutan untuk perlindungan sumber air bersih dan daerah perburuan serta jaminan ketersediaan hasil hutan. Setelah ditetapkan hutan lindung mereka mengembangkan aturan adat untuk mengatur pengelolaan dan pemanfaatan hutan lindung. Mereka juga membentuk badan pengelolaan khusus untuk mengkoordinasi dan mengawasi pengelolaan. Masyarakat membangun sebuah
pos untuk mendukung kegiatan pemantauan ke hutan dan mulai memasang papan pengumuman untuk meningkatkan kesadaran tentang peraturan yang telah ditetapkan.
Selama IPPK berlangsung (2000 – 2003) terjadi dua kali penyerobotan hutan oleh perusahaan perkayuan ke dalam hutan lindung. Masyarakat menghentikan penyerobotan dengan menahan alat berat, namun negosiasi selanjutnya untuk menyelesaikan konflik antara masyarakat, perusahaan dan pemerintah kabupaten belum seluruhnya berhasil. Dalam satu kasus perusahaan didenda, namun hanya 50% dari denda dibayar. Sedangkan dalam kasus kedua, walaupun penyerobotan dihentikan tidak dijatuhkan sanksi terhadap perusahaan.
Pemerintah kabupaten secara lisan telah menyatakan dukungan atas inisiatif ini dan menyesuaikan rencana pembangunan untuk menghindari dampak negatif terhadap hutan lindung. Pemerintah kabupaten juga telah mulai menengahi antara Setulang dan desa tetangga untuk mencoba menyelesaikan sengketa batas pada tahun 2003.
Contoh Setulang menunjukkan komitmen kuat masyarakat untuk melindungi dan mengelola hutan. Mereka telah mengambil tindakan untuk mencapai tujuan pengelolaan hutan lindung, namun kegiatan masih awal dan supaya berhasil, memerlukan dukungan dari pemerintah kabupaten dan desa tetangga, koordinasi dengan
desa tetangga dan pengakuan resmi.
Permasalahan Contoh-contoh di atas menggambarkan beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan hutan kemasyarakatan.  Malinau memiliki keunggulan masih ada daerah berhutan yang luas dan kepadatan penduduk yang rendah, sehingga ada banyak pilihan untuk mengembangkan pengelolaan hutan, termasuk hutan kemasyarakatan. Dalam berbagai diskusi, bupati menanggapi positif usulan untuk mencoba bentuk-bentuk baru keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan hutan, misalnya pemungutan
kayu skala kecil oleh anggota masyarakat. Namun perubahan dalam peraturan kehutanan bisa menciptakan hambatan dalam pelaksanaan.
Pengalaman dengan IPPK mengakibatkan meningkatnya minat masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan hutan di wilayahnya. Dalam suatu lokakarya yang difasilitasi oleh CIFOR, wakil masyarakat menekankan pentingnya untuk keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian. Di sisi lain pola penghidupan berubah dan keinginan untuk memperoleh pendapatan tunai meningkat, walaupun dengan mengabaikan pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan.
Ada berbagai tingkatan kendala bagi pengembangan hutan kemasyarakatan. Di tingkat desa, masyarakat menghadapi beberapa kesulitan karena:
• Kelembagaan desa lemah
• Pola pembagian keuntungan tidak baik
• Tidak ada pengelolaan konflik yang efektif
• Kurangnya informasi tentang pasar dan biaya transport tinggi
• Kurangnya peralatan
• Pengakuan dan hubungan antara peraturan masyarakat dengan peraturan daerah lemah
• Batas dan penguasaan lahan tidak jelas.
 
Di tingkat pemerintah kabupaten masalah utama
adalah:
• Pengalaman dan pengetahuan teknis tentang berbagai pola hutan kemasyarakatan terbatas
• Pengembangan hutan kemasyarakatan membutuhkan banyak tenaga dan pendampingan dari Dinas Kehutanan
• Hutan kemasyarakatan sulit dikembangkan pada skala lebih besar
• Ketidakpastian kerangka hukum tentang hak milik, kehutanan dan pajak/retribusi dan pengaruhnya terhadap akses dan penguasaan atas lahan hutan
• Pemanfaatan lahan yang lebih berpotensi meningkatkan pendapatan daerah
• Daerah luas dan terpencil yang sulit disurvei
• Keraguan bagaimana memadukan hutan kemasyarakatan ke dalam tata guna lahan yang ada.
Di tingkat Pemerintah Pusat masalah utama
adalah:
• Bagaimana mengembangkan peraturan yang menjamin kesinambungan, tetapi cukup luwes untuk memungkinkan penyesuaian sesuai keadaan daerah
• Bagaimana mengembangkan mekanisme perpajakan dan pembagian keuntungan yang tepat bagi berbagai pola hutan kemasyarakatan
• Bagaimana mengawasi dan memantau penerapan peraturan. LSM dapat memberikan dukungan penting, namun menghadapi hambatan seperti:
• Pengembangan hutan kemasyarakatan membutuhkan banyak tenaga dan pendampingan
• Bagaimana menjembatani antara masyarakat dan pemerintah kabupaten
• Bagaimana menterjemahkan pengalaman dari satu tempat menjadi pilihan yang tepat untuk daerah lain
• Bagaimana menghindari terciptanya ketergantungan masyarakat pada LSM.
Bagaimana mulai? 
Walaupun kami menggambarkan adanya berbagai model hutan kemasyarakatan yang berbeda ada beberapa hal yang berlaku umum dan dapat menjadi titik awal pengembangan hutan kemasyarakatan:
• Mengakui dan melindungi pengguna-pengguna yang sudah ada beserta prioritas mereka, khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar pangan dan uang
• Mulai dengan uji coba skala kecil
• Masyarakat harus menjadi mitra setara dalam proses atau harus mendorong proses untuk menjamin rasa kepemilikan dan komunikasi yang baik
• Fokus pada aspek teknis (pengelolaan hutan dan sumber daya alam) maupun aspek sosial seperti pembagian yang adil, keterbukaan, pemeriksaan dan keseimbangan di dalam masyarakat dan antar masyarakat dengan mitra lain
• Mengembangkan mekanisme penyelesaian konflik yang efektif
• Menjamin hak, misalnya melalui penetapan batas dan hak milik atas lahan atau hak kelola. Desentralisasi membuka pintu untuk pengelolaan hutan skala kecil di Indonesia.
Pertanyaannya adalah peran apa yang dapat diambil oleh masyarakat dalam pengelolaan hutan skala kecil. Daftar tantangan lumayan panjang, akan tetapi keuntungan yang dapat diperoleh membuat pengembangan hutan kemasyarakatan patut diupayakan. Untuk itu, penting adanya uji coba yang didukung jaringan pembelajaran bersama untuk menyampaikan hikmah dan contoh pada masyarakat di tempat lain. Pemerintah kabupaten harus mendukung inisiatif setempat untuk merangsang diskusi dan dialog kebijakan di tingkat kabupaten dan nasional agar peluang masyarakat untuk ikut serta dalam dan memperoleh manfaat dari kehutanan dapat terwujud.

Center for International Forestry Research, CIFOR
Alamat kantor: Jalan CIFOR, Situ Gede, Sindang Barang
Bogor Barat 16680, Indonesia.
Alamat surat: P.O. Box. 6596 JKPWB, Jakarta 10065
Indonesia
Tel: +62(251) 622 622 Fax: +62(251) 622 100
E-mail: cifor@cgiar.org
Website: www.cifor.cgiar.org

KONSEP PENGEMBANGAN HUTAN KEMASYARAKATAN

(Beberapa Catatan Hasil Seminar dan Lokakarya Pengembangan SDM
 Hutan Kemasyarakatan, Bogor 7-9 April 1999)

Oleh: Jamal M. Gawi


Hutan Kemasyarakatan (HKM) adalah sebuah “proses” perubahan yang mengarah kepada keterlibatan masyarakat yang lebih luas dalam pengelolaan hutan. Sebagai sebuah “proses”, maka konsep HKM ini juga tidak memiliki sebuah sistem atau definisi yang baku, tetapi berkembang sesuai dengan kebutuhan, kondisi masyarakat dan sistem sosial ekonomi, serta kesepakatan-kesepakatan diantara pihak-pihak yang terlibat. Oleh sebab itu, adalah sah-sah saja terjadi perbedaan dalam pola pelaksanaannya di berbagai daerah sesuai dengan evolusi sistem sosial, ekonomi dan politik setempat. Sebagai contoh, Nepal harus melalui berbagi proses dan tahapan HKM sebelum sampai pada sistem yang ada sekarang. Sistem sekarangpun sedang dalam proses perubahan untuk mengakomodasi berbagai perubahan sistem sosial ekonomi masyarakat.

Walaupun demikian, para peserta lokakarya sepakat bahwa ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menuju sebuah sistem pelaksanaan HKM yang ideal. Tahapan ini dijelaskan oleh Prof. S.B. Roy dari Indian Institute of Bio-Social Research & Development. Profesor Roy mengatakan bahwa salah satu kelemahan dari konsep HKM selama ini adalah ketergesaan pelaksana kegiatan yang langsung menuju kepada pemenuhan aspek ekonomi dengan melupakan tahapan pengembangan institusi dan ekologi. Secara lebih terperinci Prof. Roy menggambarkan tahapan-tahapan ini yang disebutnya sebagai “Bilateral Matching Institution” seperti tergambar pada diagram berikut:



 






 











Bilateral Matching Institution
 
 



Prof. Roy menyebut diagram di atas sebagai “Bilateral Matching Institution” karena proses yang terjadi dalam program HKM di India melibatkan dua institusi yang sebelumnya terasa amat jauh dan berbeda, yaitu Departemen Kehutanan dan masyarakat lokal. Dengan kondisi yang demikian, dua aspek yang sangat penting yang harus diselesaikan sejak awal adalah menyamakan visi dan menciptakan kondisi saling percaya (trust) yang sebelumnya tidak pernah ada antara Departemen Kehutanan dan masyarakat lokal. Sebelumnya, Departemen Kehutan selalu curiga kepada masyarakat dan menganggap masyarakat tidak mampu mengelola hutan. Sebaliknya, masyarakat lokal menganggap Departemen Kehutan sebagai sebuah institusi yang korup dan tidak perduli kepada mereka. Dikarenakan kondisi yang demikianlah, Prof. Roy meletakkan penekanan yang sangat besar pada penciptaan visi yang sama dan rasa saling percaya diantara masyarakat lokal dan Departemen Kehutanan.

Diagram yang diperlihatkan di atas memberikan perbedaan yang sangat kentara antara aspek Institusi, ekologi dan ekonomi. Aspek institusi harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum masuk ke aspek ekologi dan ekonomi. Sebagai salah seorang peserta, penulis memberikan tanggapan bahwa adalah benar setiap program HKM harus menyelesaikan aspek institusi terlebih dahulu, tetapi setelah itu aspek ekologi dan ekonomi harus datang secara berbarengan. Ketika melakukan pilihan ekologi, maka aspek ekonomi harus juga dijadikan pertimbangan sehingga ada kesimbangan antara aspek konservasi disatu pihak dan keuntungan ekonomi dipihak lain. Walaupun demikian, kodisi setempat sangat berpengaruh terhadap pilihan yang dilakukan. Pada areal yang sangat sensitif secara ekologi, maka tidak ada pilihan selain memberikan penekanan yang besar kepada pemenuhan aspek ekologi.


Program HKM Divisi Pengembangan Daerah Penyangga – Unit Manajemen Leuser


Saat ini Divisi Pengembangan Daerah Penyangga Unit Manajemen Leuser juga sedang mengembangkan program HKM. Program ini telah didisain sedemikan rupa dan dimulai dengan pembenahan masalah institusi baik di tingkat Propinsi, Kabupaten maupun masyarakat calon peserta HKM yang kebetulan sekali sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh Prof Roy di atas. Pada tingkat propinsi telah terbentuk sebuah Tim Tingkat Propinsi yang bertanggung jawab untuk membuat kebijakan yang berkaitan dengan implementasi HKM di lapangan dan pengurusan Izin lokasi dan kelompok. Tim Tingkat Propinsi yang terdiri dari unsur kehutanan, UML, LSM, dan Universitas dibentuk dengan adanya kesepakatan kerja sama antara Kakanwil Kehutanan dan Ko-Direktur UML. Sedangkan Tim Tingkat Kabupaten yang dibentuk dengan SK Bupati bertanggung jawab dalam hal pemilihan lokasi, pembentukan kelompok, pembinaan teknis, dan pemantauan kegiatan HKM dilapangan.

Tim tingkat Propinsi telah selesai merumuskan kebijakan pelaksanaan HKM seperti: (1) kriteria penentuan lokasi; (2) cara pembentukan kelompok; (3) Jenis tanaman untuk HKM; (4) prosedur pengurusan perizinan; dan lain-lain. Semua kebijakan di atas telah selesai di sosialisasikan kepada seluruh Tim Tingkat Kabupaten (6 propinsi di D.I. Aceh)

Saat ini Tim Tingkat Kabupaten sedang bekerja menyiapkan institusi lokal dan penyuluhan-penyuluhan dalam pembentukan kelompok masyarakat peserta HKM. Sejalan dengan pembentukan kelompok, Tim juga telah berembuk dengan beberapa kelompok masyarakat menyangkut penentuan lokasi yang sesuai untuk tempat pelaksanaan HKM.

Salah satu aspek penting dalam pelaksanaan program HKM di atas adalah keinginan untuk ikut serta dalam kegiatan HKM harus datang dari masyarakat tanpa ada unsur paksaan. Dalam pelaksanaan program, sangat ditekankan rasa pemilikan oleh kelompok masyarakat terhadap program HKM yang mereka ikuti. Implikasinya adalah dalam program ini masyarakat tidak mendapat bayaran dari pihak manapun tetapi partisipasi yang dilakukan adalah sukarela.

Keuntungan yang diperoleh masyarakat dengan mengikuti program HKM adalah mereka mendapat akses secara legal kedalam lahan hutan negara selain tentu saja mendapat bantuan teknis dan sedikit subsidi  dalam hal penyiapan bibit tanaman. Selain itu semua keuntungan ekonomi dan ekologi di masa yang akan datang akan manjadi milik peserta HKM.


Pengalaman Dari NTB


Penulis sempat berdiskusi dengan  Kepala Dinas Kehutanan NTB tentang pelaksanaan HKM di sana. Ada dua kegiatan HKM yang berjalan secara simultan di NTB. Satu merupakan swadana dan swakelola oleh masyarakat dengan bantuan teknis dan kelembagaan dari Dinas Kehutanan, sedangkan  satunya lagi dengan bantuan dana dari Departemen Kehutanan. Pada tahun pertama pelaksanaan HKM, program HKM swadana tertinggal jauh bila dibandingkan dengan program yang didanai oleh Dep. Kehutanan. Hanya sekitar 30 % lokasi HKM swadana yang tertanami dibandingkan dengan hampir 100 % pada lokasi yang didanai oleh Dep. Kehutanan. Tetapi pada tahun ketiga, keadaan menjadi terbalik. Proyek yang didanai oleh Dep. Kehutanan tidak terawat dengan baik sementara kegiatan HKM swadana menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan dimana lokasi HKM telah berubah kembali menjadi hutan dan mendapat perwatan yang terus menerus dari masyarakat.

Kunci kesuksesan HKM swadana adalah adanya keinginan oleh masyarakat sendiri untuk terlibat dalam pengelolaan hutan dan tentu saja rasa memiliki terhadap program yang mereka laksanakan ditambah dengan bantuan teknis dari Dinas Kehutanan setempat. Hal ini telah memicu semangat untuk berhasil, karena masyarakat telah menginvestasikan dana dan tenaga untuk mengembangkan HKM tersebut. Sebaliknya program yang didanai oleh Dep. Kehutanan mengalami kegagalan karena rendahnya komitmen masyarakat dan belum tertata dengan rapinya aspek kelembagaan HKM. Masyarakat berpartisipasi karena ada harapan mendapat keuntungan finansial tertentu, sementara program menjadi goyah karena tidak ada perekat kelembagaan yang bisa mengikat untuk menyukseskan program secara berkelanjutan.

 

Kesimpulan


Sebagai sebuah proses, kegiatan HKM bersifat dinamis dan terus berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan. Banyak program HKM yang gagal disebabkan pelaksana  kegiatan kurang menaruh perhatian pada aspek pembenahan institusi. Yang terjadi adalah bagaimana program tersebut bisa diselesaikan sesuai dengan target tanpa melewati tahapan-tahapan yang ideal sebagaimana disampaikan oleh Prof. Roy di atas.

Program pegembangan HKM yang sedang dilaksanakan UML bersama instansi terkait memberi perhatian yang sangat besar pada penyiapan institusi dan insfrastruktur sosial masyarakat. Dalam hal ini konsep HKM yang dikembangkan mencoba mempertemukan dua level institusi, yaitu level propinsi dan kabupaten yang terdiri dari unsur terkait dan level masyarakat dalam bentuk kelompok tani atau mungkin nantinya koperasi. Dengan adanya pertemuan kedua level institusi ini diharapkan nantinya akan lebih mudah untuk menyelesaikan semua permasalahan baik di level atas maupun di level bawah. Sebuah catatan yang penting adalah perbedaan level diatas tidak berarti bahwa salah satunya bersifat lebih superior terhadap yang lain.

Daftar Pustaka:
1.    Roy, S.B. 1999. “Joint Forest Management in India.” Presentation made for Workshop on Training for Social Forestry Official”, Bogor, April 1999.
2.    Kepala Dinas Kehutanan NTB. Kontak Pribadi, April 1999.

20 April 2011

Jemput Aku Menjadi Bidadarimu...

 
Jemputlah diriku tuk Kau jadikan Bidadarimu...
 Bismillahirrohmanirrohiim.,.

Seperti api yang menemukan kayu
Membakar dan menghanguskan.
Seperti panas yang mencairkan batuan es.
Hingga dingin itu menjadi salju.
Seperti ombak yang menghantam karang.
Tak bergeming,tapi pasti akan terkikis.
Sedikit, demi sedikit.
Menghujam sanubari.
Dan terasa resah yang menyesak saat nafsu membisikkan untuk sekedar menatap.
Untuk sekedar menyapa.
Untuk sekedar berbicara.


Di sini ada hati yang terkapar.
Karena sikap yang tanpa sengaja membuat hatiku selalu gundah.
Ada yang salah dengan imanku.
Karena aku mulai tergoyahkan dengan apa yang ku pandang indah.
Ada yang mengganggu keteguhan imanku.
Karena aku mulai berkhayal ada bahu itu untuk bersandar.
Jika ini jatuh cinta.
Cukup satu yang bisa ku yakinkan.
Jatuh itu sakit.
Dan tentang sikap yang membuatku resah ini memang begitu sakit.


Semoga aku bisa melabuhkan cintaku hanya karena ALLOH.
Biarlah aku terus merasa jatuh.
Tapi aku akan bangkit untuk membangun cinta.
Cinta yang bisa menggapai surga.


Seorang ikhwan melintas dalam angan.
Tundukkan pandangan dan sikapku dengan Hijab ini
Agar rasa ini terjaga dengan dzikirMu.
Agar rasa ini menjadi halal setelah akad itu terucap.
Agar rasa ini menjadi indah pada masanya.


Tautkanlah hati kami dalam indahnya mencintai karenaMU.
Agar rasa ini menentramkan dan menyejukkan.
Agar rasa ini mengantarkanku menjadi bidadari dalam taman iman yang di
penuhi wangi bunga surga.
Pertemukan rasa kami dalam ridhoMU.
Setelah lelah menahan apa yang membuat resah.
Jika dia memang sebaik – baik pakaian untukku.


Pangeran berkuda putih dalam imajinasiku itu adalah seorang mujahid yang akan menyelamatkan kegundahan hatiku.
Dengan segenap kemampuan yang ALLOH berikan, mujahid itu akan segera menemukanku dan datang menjemputku.
Karena diriku adalah belahan jiwanya.
Karena diriku adalah bidadari dalam hatinya.
Karena aku adalah pakaian untuknya.
Karena aku adalah wanita pendamping hidup yang di ciptakan ALLOH untuk menemani perjuangannya menemukan tujuan hidup
Tujuan untuk hidup mulya atau mati syahid di jalan ALLOH.

oleh Istri Solehah 

Kala Cinta Menyapa


             "Sebuah kisah tentang perjalanan seorang pemuda dalam mencari cinta yang sesungguhnya serta keikhlasan seorang wanita dalam menerima Takdir  Hidupnya.."


                Berlindunglah kepada Allah yang Maha mengetahui segala kebaikan dan keburukan agar engkau mampu mengambil hikmah dari kisah ini..

                 Dahulu di sebuah desa yang makmur terdapat seorang gadis desa bernama Syahdiya yang cantik jelita.. Banyak pemuda di desa tersebut jatuh cinta pada kecantikannya. Namun dia berbeda dengan gadis desa lainnya yang terkesan lugu dan senang tuk di rayu. Dia tahu bahwa banyak pemuda yang mencari simpatinya itu hanya berpandang pada kecantikannya semata. Bahkan di antara pemuda desa mereka saling bertarung untuk mendapatkan cinta dari Syahdiya.
                Lalu suatu hari datang seorang pemuda dari kota ke desa tersebut. Dia seorang mahasiswa jurusan kedokteran yang tengah mengadakan penelitian. Setelah beberapa hari menginap di desa itu, kabar tentang kecantikan gadis bernama Syahdia itu pun terngiang di telinganya. Dia penasaran lalu berniat menjumpainya. Pemuda itu lalu bertanya pada seorang bapak paruh baya, tuan rumah yang ia tempati.
                “Jika kamu ingin menjumpainya, malam ini shalatlah di masjid desa. Biasanya dia shalat maghrib di masjid tersebut kemudian dia tetap berada di masjid mengkaji siroh sahabat bersama beberapa temannya menanti datangnya waktu 'Isya. Juga biasanya ia mengenakan mukena hitam panjang.” Kata bapak paruh baya tersebut.
Malam ini pemuda itu hendak shalat di masjid desa sekaligus ingin melihat wanita yang kabarnya cantik jelita itu. Seusai shalat maghrib, para warga yang bersholat disitu pun pulang maka tinggallah Syahdiya bersama tiga orang temannya tengah mengkaji siroh sahabbyyah.
Pemuda Kota itu pun turut menunggu namun ia tak bisa melihat wajah Sahdiya karena hijab (Kain putih pembatas lelaki dan wanita) menutupi sehingga ia memutuskan untuk menunggu hingga ba'da I'sya ketika Syahdiya pulang. Kerna tak tahu hendak melakukan apa di dalam masjid, dia pun mengambil sebuah buku di dalam lemari masjid untuk dibaca dan ternyata buku yang diambilkannya tersebut adalah Al-Qur'an dan terjemahannya. Dan pada saat itu ia membuka tepat pada surat An-Nur. lalu matanya tertuju pada Ayat yang ke 26.
          “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga) (QS AN-Nur : 26)”
         Tangannya lalu bergetar setelah membaca mahzab Allah tersebut. Begitu pun hatinya. Dia yang minim akan pengetahuan agama itu semakin penasaran terhadap ayat Allah yang satu itu. Perlahan Ia menutup kitab itu lalu mengangkat kepalanya tiba-tiba kain putih yang menjadi hijab itu tertiup oleh hembusan angin yang begitu sejuk. Tepat di depan pandangannya seorang wanita menunduk membacakan sebuah kitab. Kerna batinnya merasa ditatap, wanita bermukena hitam itu lalu mengangkat wajahnya menatap kedepan melihat seorang pemuda yang menatapnya. Dia lalu menunduk malu dan Semilir angin pun berhenti maka hijab pun menutupi pandangan itu.
            Subhanallah.. Baru kali itu dia menatap wanita yang begitu sejuk dalam tatapan. Dia tak pernah menjumpai wanita semacam itu di kota.
            Besoknya pemuda itu lalu meminta untuk diantarkannya ke rumah gadis tersebut oleh bapak pemilik rumah yang ia singgahi. Sang bapak pun menyuruh anak perempuannya yang masih gadis juga untuk mengantarkan pemuda Kota itu ke rumah dimana Syahdiya tinggal. Hanya sebuah rumah yang beratapkan Rumbia, berdindingkan sulaman bambu dan berlantaikan tanah.
          Sesampai mereka di rumah tersebut, disambutlah dengan senyuman manis oleh Sahdiya. Ia mempersilahkan mereka masuk lalu di hidangkan sebuah teh hangat. Kemudian Ia menyuruh mereka untuk menunggu sebentar setelah mendengar panggilan dari seorang wanita tua terhadapnya. Ia lalu ke belakang menemui wanita tersebut lalu menyahutinya. (Apabila kita dipanggil oleh orangtua sebaiknya kita menemui mereka baru menyehutinya)”
           “Labayka ya Jaddah??” (Ada apa Nek) Tanyanya dengan lembut.
Rupanya nenek tersebut meminta untuk dimandikan. Dialah satu-satunya keluarga yang dipunya Syahdia. Seorang nenek yang sudah sangat tua. Ia hidup hanya bersama nenek tersebut dari kecil setelah kedua orangtuanya meninggal. Dialah yang memandikan nenek tersebut setiap pagi dan petang. Membuang hajatnya, menemaninya tidur dan sebagainya. (Ingat..!! suatu ketika orangtua kita akan seperti itu. Dan kita harus ikhlas melayaninya seperti mereka melayani kita semasa kecil dahulu)
            Sementara di depan pemuda tersebut menatap-natap isi rumah yang jauh dari kesederhanaan itu. Kemudian datanglah Syahdiya setelah usai menyelesaikan tugasnya. Lidia, gadis yang menghantarkan pemuda kota itu lalu menjelaskan kedatangan mereka. Katanya pemuda tersebut ingin berkenalan dengannya karena dia baru di desa tersebut. Syahdiya pun menyambut dengan senang hati namun tidak berlebihan.
              Pemuda kota yang mempunya senyum manis dengan sebuah lesung pipit di pipi kanannya tersebut lalu mengulurkan tangannya menyampaikan namanya.
              “Roman.” Singkat pemuda itu.
               Syahdiya lalu menelungkup kedua tangannya seraya menunduk.
             “Ana Ma'rifatus Syahdia.”
             Terjadilah percakapan singkat antara mereka. Pemuda bernama Roman itu semakin Yakin dengan wanita tersebut. Lewat tutur katanya yang lembut kesopanan serta perangainya dalam bersikap membuat pemuda kota itu jatuh hati padanya.
Besok pemuda itu sudah harus berangkat lagi ke kota tempat ia belajar. Ia berniat setelah lulus dari kuliah nanti dia hendak kembali ke desa tersebut untuk melamar wanita yang telah menawan hatinya itu.
             Setelah dua tahun kemudian pemuda kota itu kembali lagi ke desa tersebut dengan segala persiapan diri yang telah matang. Dia pun mulai mempelajari makna dari surat An-Nur ayat 26 serta islam yang sesungguhnya. Serta senantiasa menjalankan sunnah Rosulullah dalam kesehariannya. Dia berniat mengkhitbah Syahdiya wanita yang dipilihnya semata karena Allah..
             Namun ketika ia datang sudah tak ada lagi Syahdiya di desa tersebut.. Ketika ia menanyakan pada warga, mereka hanya diam kemudian pergi meninggalkannya. Ia kemudian menemui bapak paruhbaya ayah ankatnya ketika menginap dirumahnya tahun lalu..
Bapak itu lalu mengatakan bahwa Syahdiya mengidap penyakit kusta sehingga dia di asingkan di hutan belakang kampung tersebut dekat sebuah air terjun.
            Pemuda itu lalu menangis terseduh terhempas di pelukan bapak itu. Dia tetap menginginkan untuk dipertemukan dengan Syahdiya. Lalu bapak itu pun menghantarkannya menuju hutan dimana wanita itu di asingkan. Disana Ia di asingkan di sebuah gubuk tua sendirian setelah sang nenek yang dirawatnya meninggal. Kalau pun ada warga yang menjenguknya, mereka agak menjauh karena takut tertular penyakit yang dialaminya.
             Ketika datang Roman bersama bapak yang mengantarnya, disambutlah Syahdiya dengan senyuman tulus seperti biasanya seolah tak ada beban dalam hidupnya. Ia lalu mempersilahkan mereka duduk di tempat khusus tamu.
             Tanpa berbasa-basi Roman langsung menyampaikan pada Syahdiya bahwa dia hendak mengkhitbahnya. Ma'rifatus Syahdiya lalu menunduk haru. Dahulu begitu banyak pemuda yang mendekatinya mengharapkan cinta dari dirinya namun setelah penyakit menular itu menyerang dirinya mereka menjauh. Dan kini datang seorang pemuda dengan wajah penuh ketulusan menawarkan sebuah ikatan suci padanya. Namun ia tak bisa menerimanya.
             “Bagaimana mungkin aku menerima pinangan antum ya akhie. Aku tidak ingin menzolimi akhun. Aku yakin antum telah mendengar apa yang menimpa diriku ini.” Ungkap Syahdiya.
             “Seperti apapun penyakit yang ukhti derita, ana tidak peduli..” Tegas Roman.
             “Cinta yang antum agungkan telah membutakan mata antum sehingga tak dapat melihat lebih jauh.. Apa yang antum harapkan dari diriku? Aku bahkan tidak bisa memberikan apa-apa pada diri antum.”
             “Kesetiaan ya ukhtie” singkat Roman.
              “Kesetiaan saja tak cukup dalam menjalin sebuah bahtera.” Syahdiya lalu menunduk dengan airmata yang berlinang terharu akan itikad pemuda itu. “Batinmu pun membutuhkan cinta.. sebuah cinta yang nyata. Dan aku tak bisa memenuhinya. Di luar sana masih banyak wanita yang lebih baik dari diriku. Yang bisa memberimu keturunan dan cinta yang sepenuhnya. Pergilah.... Biarkanlah aku disini dengan derita ini. Ini telah menjadi takdir Allah Untukku.
            “Walillahi ya ukhtie.. Kamulah wanita yang aku pilih atas nama Allah... Jika kerna cantikmu, banyak wanita yang cantik di dunia ini. Aku siap berpuasa untuk itu ya Ukhtie.”
             Syahdiya tetap tak mau menerima pinangan pemuda itu sebab dia tahu akan menjadi haram jika pernikahannya terjadi sebab akan ada yang terzolimi dengan pernikahan tersebut.
              Namun pemuda itu tetap bertahan pada pendiriannya sebab dia yakin akan lebih baik jika kita bersabar. Dia lalu kembali ke kota melanjutkan studynya di spesialis jantung. Dia kuliah sambil bekerja di sebuah Rumah Sakit Umum dan uangnya ditabung untuk membiayai Syahdiya berobat nantinya. Dua tahun kemudian pemuda yang telah diangkat menjadi dokter spesialis jantung itu datang ke desa itu lagi dengan niat tulusnya hendak melamar wanita yang dipilihnya karena keshalihannya tersebut.
              Dia lalu menemui bapak angkatnya lagi untuk dipertemukan dengan Syahdiya namun bapak tersebut lalu membawanya ke pusara yang Nisannya bertuliskan nama Ma'rifatus Syahdia. Dia lalu menangis terhempas tak berdaya.. Tak tahu apa yang hendak dilakukan olehnya..
             Begitulah insan.. kala cinta telah menyapa, kita rela melakukan apapun demi mendapatkan cinta itu. Mungkin rencana kita telah baik, namun perlu di ingat bahwa rencana Allah lebih baik lagi. Belum tentu apa yang kita anggap baik dimata kita baik pula dimata Allah.. Dia telah mempersiapkan yang lebih baik untuk kita. Yang sesuai dengan akhlak serta perangai kita. Jikalau kita mencinta janganlah sampai kita merasa memiliki kerna apabila yang kita cintai tiada kita akan merasa kehilangan yang teramat sangat.. Ikhlaskanlah segalanya pada Allah dan yakin akan janjinya.. Apapun yang diberikan pada kita itulah yang terbaik untuk kita.
            Ana doakan semoga kita semua mendapatkan pasangan yang benar-benar diridhoi oleh Allah.. dan ketika kita mencintai, hanya atas Asma-Nya.
            "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.." (Al-Qashash : 56)
           Seindah apapun kisah yang ana tuliskan lebih indah lagi kisa para shahabat wa Shahabyyah..

           Aku berlindung kepada Allah dari godaan Syeitan yang terkutuk.

           Terima kasih atas segala do'a serta dukungannya..

Ditulis oleh : Imints Fasta

♥ ROMANTISME DALAM ISLAM ♥ ^_^



1.Menggembirakan hati/perasaan istri itu berNILAI SEDEKAH dan itu bagian dari (teladan) SUNNAH RASULULLAH (Hikmah alhadist).

2.Ketahuilah jika suami melakukan hubungan badan dg istri dengan penuh kasih sayang maka ALLAH gug...urkan dosa2nya melalui sela2 jarinya (Hikmah Alhadist).
...
3.Yang pertama suami cium/kecup ketika ingin (mulai) jima (hubungan badan) adalah pada kening/dahi istrinya dengan penuh kasih sayang. Kemudian bacalah doa seperti yang di contohkan Baginda Rasul Nabi Muhammad SAW
Bismillahi, Allahumma jannibnasy syaithana wajannibisy-syaithana maa razaqtanaa
(Dengan Nama Allah, ya Allah jauhkan setan dari kami dan jauhkan setan dari (anak) yang Engkau berikan kepada kami),
Maka sesungguhnya jika ditakdirkan diantara keduanya didalam persetubuhan itu akan mendapat anak,
niscaya setan tidak akan membahayakan anak itu selamanya. ( Hadits Shahih riwayat : Bukhari)

4.Wanita mempunyai kelebihan 99 bagian dalam kelezatan bersetubuh tetapi wanita takut (untuk berterus terang tentang hal itu) krn rasa malunya (Alhadist).

5.Jangan pernah sekalipun menceritakan rahasia pasangan kita karena perbuatan itu tak ubahnya meludah kemuka sendiri (Fiqih wanita418).

6.Ketahuilah istrimu merupakan rizqi bagimu. Oleh karena itu sayangilah dia setulus hatimu (AnNuur: 32).

7.Lelaki yang sholeh itu pasti sgt sayang pd istri dan anak2nya,demikian sebaliknya, istri sholehah sgt sayang pd keluarga (Ar-Rum:21).

8.Saling memuaskan sewajarnya kepada pasangan kita dalam hubungan biologis adalah salah satu kunci dari mendapat SAKINAH (Ar-Rum:21).

9.Sentuhan fisik membawa sentuhan bathin. Karena itu jangan remehkan bersentuhan fisik, walau hanya mencium istri atau suami anda.

10.Bagaimana mungkin aku menyakiti istriku sementara dia melayaniku dan merawat anak-anakku?
(Umar bin Khattab)

سُبْحَانَ اللَّهِ وَ.الْحَمْدُ لِلَّهِ. وَ لَاإِلَٰهَ إِلَّا اللَّهِ اَللّهُ اَكْبَرُ
Oleh "Muhammad Reza Adrianto"

Salam ukhuwah Fillah
Arif Ashadi Love'RinduIbuLihat Selengkapnya

19 April 2011

Menutupi Kepribadian Perlu Saat Pacaran?


Agar cinta makin erat (corbis.com)
 
Bagi anda yang sedang dalam tahap masa pacaran, terkadang sering merasa tidak percaya diri pada kondisi sesungguhnya. Maka tak jarang dari mereka berusaha menutup-nutupi kekurangan diri agar terlihat tampil percaya diri, misalnya dengan mengubah kepribadian.
Sering menutupi kepribadian sesungguhnya bisa membuat pasangan merasa dibohongi. Untuk itu penting untuk menjadi diri sendiri ketika menjalin asmara.

Seperti dikutip dari She Knows, ada beberapa hal yang membuat wanita menutupi kekurangannya. Wanita mengubah kepribadiannya dengan alasan:

Merasa tidak nyaman

Ketidaknyamanan tentang seks, ukuran pinggang, ukuran payudara, jabatan dapat menghambat hubungan yang tengah anda jalin dengan kekasih. Anda akan selalu merasa harus berpura-pura menjadi sesuatu yang sesungguhnya bukan kepribadian Anda.
Jika Anda ingin hubungan berjalan lancar, maka perlu tampil apa adanya. Jadilah diri sendiri, dan jangan khawatir tentang apa yang dia pikirkan. Jika dia tidak menyukai anda, berarti dia bukan pilihan yang tepat.

Tidak Berani Berargumen.

Jangan pernah selalu menuruti apa kehendaknya. Berani berdebat menyatakan hal yang anda tidak suka akan lebih baik daripada hanya mengikuti kemauan dan keinginannya. Mungkin di awal hubungan tidak menjadi masalah, namun lambat laun, hal ini akan tidak baik untuk hubungan Anda ke depan. Jangan pernah menyukai sesuatu karena dia menyukainya dan karena ingin mendapatkan perhatiannya. Jika anda tidak menyukai hal yang dia sukai, katakan padanya terus terang. Dan memiliki pendapat yang berbeda itu wajar.

Jangan tutupi kebiasaan.

Kebiasaan buruk yang Anda miliki terkadang menjadi hal yang menarik bagi orang lain. Jadi jangan sembunyikan kebiasaan buruk yang Anda miliki. Jangan pernah takut si dia berpikiran bahwa anda memiliki kebiasaan yang aneh dan membuatnya hilang feeling. Kebiasaan aneh selama tidak merugikan orang lain termasuk memiliki hobi yang unik bisa menjadi daya tarik tersendiri di matanya.

Berhentilah mengkhawatirkan begitu banyak tentang penampilan. Dan jangan khawatir penampilan Anda di depannya terlihat kurang menarik. Setiap orang memiliki kepribadian dan karakter masing-masing. Dan kepribadian yang sesungguhnya justru akan membuatnya merasa ingin terus mencari tahu, siapa sebenarnya diri Anda yang sesungguhnya.

Wajib Tahu Sebelum Bilang "Aku Cinta Kamu"


Pasangan (doc.Corbis)

Banyak situasi yang membuat seorang wanita akhirnya mengatakan "aku cinta kamu" pada pasangannya. Tetapi pada beberapa kasus, ungkapan perasaan tulus tersebut  justru terasa tidak tepat.

Menurut Josh Ackerman, psikolog dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat, reaksi pria saat mendengar ungkapan cinta dari pasangannya bisa lebih romantis atau justru sebaliknya. Untuk mengetahui secara detail reaksi pria terkait ungkapan cinta, ia melakukan survei 250 pria dan wanita heteroseksual.

Survei berupa pertanyaan seputar ungkapan "aku cinta kamu". Termasuk pengalaman dan proses mengungkapkannya. Seperti dilansir dari Shine, hasilnya terdapat tiga perbedaan, berdasarkan perspektif pria.

1. Saat ingin mengatakan pada "Si Takut Komitmen"
Menurut Ackerman, pria yang tidak ingin memiliki hubungan serius, lebih suka mendengar ungkapan "I love you" sebelum berhubungan seks. Ia berteori karena hal itu sangat tidak romantis.

Tiga kata tersebut menurut Ackerman diterjemahkan oleh otak pria sebagai cara untuk mempercepat melakukan hubungan seksual. Jadi, tampaknya Anda harus berpikir ulang mengatakan perasaan cinta padanya.

2. Saat ingin mengatakan pada "Si Ingin Menikah"
Pria yang ingin memiliki komitmen serius dalam hubungan, lebih suka mendengar ungkapan cinta setelah bermesraan. Hal itu menandakan kalau mereka ingin kebersamaan jangka panjang. Kebalikan dari "Si takut Komitmen", pria tipe ini justru sangat senang mendengar bisikan "aku cinta kamu", setelah berhubungan seksual.

3. Saat ingin menunggu si dia yang mengucapkannya lebih dulu
Bukan masalah jika Anda tidak ingin mengungkapkannya lebih dulu. Wanita memang cenderung menunggu ungkapan cinta pria, meskipun sudah menjalin hubungan cukup lama.

Meskipun hasil survei menunjukan 64 persen percaya bahwa kebanyakan wanita yang memulai pembicaraan. Tetapi menurut Ackerman, secara keseluruhan pria lah yang mengungkapkannya lebih dulu.

"Wanita memang lebih emosional dan pria cenderung menyembunyikan perasaannya. Tetapi hal itu justru tidak terlihat dalam hal mengungkapkan perasaan cinta," kata Ackerman.

Yang Membuat Wanita Menggilai Pria


pasangan mesra (doc.Corbis)
 
Pria bisa menjadi sangat seksi di mata wanita. Bukan hanya karena bentuk tubuh dan parasnya yang rupawan, tapi juga sikap manisnya yang membuat wanita jatuh cinta.

Berikut beberapa karakter pria yang mampu membuat wanita tak ragu mengejar, seperti dikutip dari laman Times of India:

1. DiamWanita menyukai karakter ini karena menyimpan sisi misteri. Bagi wanita, karakter ini memperlihatkan sosok yang memancing rasa penasaran. Namun, bukan berarti wanita tak suka pria yang banyak bicara. Hanya, wanita seringkali merasa hilang rasa saat melihat pria banyak cakap yang tak alami. Wanita justru akan melihat sisi kekonyolan dari pria yang banyak bicara hanya demi menarik perhatian wanita.

2. Membangun MistikSekali lagi, wanita sangat senang sisi misteri seorang pria. Wanita akan menyimpan rasa penasaran saat melihat banyak informasi yang masih tertutup saat berkenalan. Wanita suka pria yang tak terlalu banyak mengumbar cerita sebelum ditanya.

3. Humor renyahWanita senang pria yang humoris tetapi tidak ‘jayus’. Selain mencairkan suasana yang beku, humor yang menarik bisa menjadi daya tarik tersendiri di mata wanita. Humor bisa mengungkap kecerdasan pria.

4. Tarik ulur Wanita suka dibuat penasaran. Itulah mengapa wanita seringkali justru tergila-gila dengan pria yang tak terlalu agresif. Rasa penasaran itu seringkali tumbuh menjadi rasa kehilangan saat si pria tiba-tiba menghilang sesaat dan muncul lagi dengan sentuhan romantis.

5. Penuh perhatianSetiap gadis senang diperlakukan seperti putri. Namun, sebelum melakukannya lebih jauh seperti membeli mawar dan kado, kirimkanlah pesan-pesan sederhana yang mampu menarik perhatiannya.