Setiap makhluk hidup pasti memiliki masalah. Iya doong... kalau tidak ada masalah justru tidak hidup namanya! Meski kadar dan bentuk masalah tiap orang tidak sama, tapi sudah pasti setiap yang bernafas akan kebagian jatah masalah (makanya kalau sudah bosan punya masalah, cepat mogok bernafas! Hehe, piis...).
Nah, meski demikian, yang membuat tiap orang berbeda adalah
cara pandangnya terhadap masalah, serta cara masing-masing individu dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi tersebut.
Cara Pandang mengenai Masalah
Bicara mengenai paradigma alias cara
pandang, kita mau tidak mau akan sekaligus membahas mengenai sikap seseorang
terhadap suatu hal, karena memang cara pandang akan sangat menentukan bagaimana
seseorang bersikap.
Misalnya ada orang yang memandang masalah
sebagai sesuatu yang negatif, buruk, itu berarti... ia akan menyikapi masalah
sebagai sesuatu yang harus dilenyapkan, atau minimal dihindari. Iya kan? Bisa
jadi orang seperti ini menganggap masalah sebagai dosa, kesalahan, sesuatu yang
tidak seharusnya ada, bahkan sesuatu yang patut dibenci.
Akan tetapi ada juga loh orang yang
memandang masalah sebagai sesuatu yang positif, artinya ia menyikapi masalah
bukan sebagai sesuatu yang musti dibasmi, melainkan sebagai sarana
pembelajaran, ia sadar bahwa masalah dapat menjadikan dirinya lebih baik atau
lebih kuat dari sebelumnya.
Nah loh... Bukankah dua cara pandang dan
dua sikap terhadap masalah ini terlihat sangat bertolak belakang? Lalu yang
mana yang betul?
Sebenarnya jika sudah membicarakan cara
pandang dan sikap, kita bukan lagi bicara mengenai betul atau salah, melainkan
bicara mengenai pilihan. Mana cara pandang yang menjadi pilihan kita? Karena
pilihan sikap ini pada akhirnya akan berdampak pada cara kita menangani masalah
tersebut.
Cara Menangani Masalah?
Selain perbedaan cara pandang dan sikap
mengenai masalah, cara manusia dalam menangani masalah yang menimpanya pun ada
berbagai macam loh, mari kita perhatikan... yang manakah diri kita:
1. Cari Kambing Hitam
Ini dia cara paling cespleng kalau
tertimpa masalah, tinggal cari kambing yang berwarna hitam! Maksudnya... tinggal
cari orang lain yang paling pas untuk dijadikan tertuduh.
Ciri-ciri orang
yang suka mencari kambing hitam perlu diwaspadai loh: ia tidak mau dirinya
dipersalahkan, ia merasa kesalahan selalu ada pada orang lain, atau pada hal
lain, atau... ia akan mencari alasan agar dimaklumi. "Pokoknya yang membuat masalah ini terjadi bukan
saya, kalaupun saya... itu karena saya lagi sakit!" Begitulah kira-kira
slogannya.
Repotnya...
orang seperti ini tidak menyadari bahwa dirinya bermasalah, sebenarnya hal ini
jelas sekali menunjukkan bahwa orang ini belum dewasa. Kan persis tuh seperti anak kecil yang memukuli
meja kalau kepalanya kepentok! Sendiri yang tidak hati-hati, kok meja jadi
kambing hitamnya...
Intinya... mencari kambing hitam
sebenarnya sama sekali tidak menyelesaikan masalah, malah memperlihatkan
ketidakdewasaan kita.
2. Melarikan diri
Cara lain yang juga sangat
sering ditemukan dalam menangani masalah adalah melarikan diri atau menghindar.
Mulai dari tidur normal yang halal sampai tidur haram, yaitu tidur dengan
menggunakan obat-obatan atau menenggak minuman keras, itu semua adalah upaya
untuk melupakan masalah sejenak.
Melarikan diri memang seolah-olah cara
yang wajar ketika dirundung masalah, tapi sama seperti mencari kambing hitam,
melarikan diri pun tidak menyelesaikan permasalahan tersebut. Kalau "melarikan
diri" dengan cara tidur normal sih tidak apa-apa, bisa sejenak istirahat tubuh
dan pikiran, tapi kalau sampai bersahabat dengan barang haram atau malah nekat
tidur untuk selamanya dengan lompat dari atap atau menggantung diri pakai
tambang? Beh jangan deh! Cara ini hanya cocok buat orang-orang yang
kurang keberanian alias pengecut, dan kurang iman.
3. Curhat atau Konsultasi
Ada lagi orang yang selalu curhat atau melakukan
konsultasi pada orang lain tiap kali menghadapi masalah. Sebenarnya hal ini
wajar sekali, apalagi kalau dilakukan oleh kaum hawa. Akan tetapi yang
menjadikannya tidak wajar adalah kepada siapa, di mana, dan berapa lama curhat
tersebut berlangsung?
Soalnya ada kan orang yang alih-alih mau
menyelesaikan masalahnya, tidak tahunya curhat ngalor ngidul tanpa ujung yang
jelas. Atau bukannya menemukan solusi, eeh malah menemukan jurus pedekate.
Curhatnya juga pada orang yang tidak tepat. Misalnya akhwat curhat ke ikhwan,
atau sebaliknya. Wah... kalau itu yang terjadi... niat curhat malah berbuntut
maksiat!
4. Meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan
Ada yang saking takutnya menghadapi
masalah, malahan menyuruh orang lain menyelesaikan masalahnya. Orang lain yang
dimaksud ini bisa jadi memang pakar atau ahli yang dapat membantu, tapi bisa
juga malah menjerumuskan kita ke masalah yang lebih besar, misalnya dukun.
Coba perhatikanlah masih banyaknya
masyarakat yang percaya pada santet, teluh, pelet, bahkan piara tuyul, sebagai
jalan keluar permasalahan mereka. Itu sih namanya mengatasi masalah dengan
masalah yang lebih dahsyat!
5. Berfokus menemukan solusi masalah
Ada pula orang-orang yang jauh lebih
rasional dan berani, mereka menghadapi masalah dengan berfokus menemukan
solusinya. Kekurangannya adalah... ketika akhirnya permasalahannya menemui
jalan keluar, ia bisa saja menganggap bahwa dirinya hebat dan mampu menangani
masalah sendiri, ujung-ujungnya malah sombong.
6. Memecah masalah dengan bekerja keras
Beberapa orang mencoba memecahkan masalah
dengan bekerja keras. Mungkin dengan keyakinan penuh bahwa siapa yang
bersungguh-sungguh akan memperoleh hasilnya. Akan tetapi, jika bekerja keras
tidak dibarengi kerja ikhlas, bisa-bisa keduluan merasa lelah, bahkan
menyalahkan kehendak Tuhan dengan berkata, "Ya Allah... apa tidak cukup beban
masalah yang kau pikulkan untukku?"
7. Memecah masalah dengan Beribadah
Terkadang
kita lupa, bahwa apapun masalahnya... Allah adalah satu-satunya tempat kita
bersandar, satu-satunya tempat meminta perlindungan, satu-satunya yang bisa
kita andalkan. Jangan-jangan kita malah lebih sering takut pada masalah kita
daripada pada-Nya. Aneh memang.
Dalam
Al-Quran, Allah telah memberitahukan rumusan untuk memecah segala persoalan
pelik yang menimpa kita: "Dan sebutlah
nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepadanya dengan sepenuh hati. (Dialah) Tuhan
timur dan barat, tidak ada Tuhan selain Dia, maka jadikanlah Dia sebagai
pelindung." (Q.S. Muzzammil: 8-9)
Artinya, tugas kita saat tertimpa
masalah bukanlah dengan menggunakan kekuatan kita untuk menyelesaikannya, bukan
pula dengan menggunakan kepandaian kita untuk membereskannya, melainkan dengan
terlebih dahulu menjadikan ibadah kita sebagai senjata untuk menghadapi masalah
apapun!
Yakinlah bahwa satu-satunya tugas
kita di dunia ini hanyalah untuk beribadah pada-Nya! Kalau begitu, setiap
masalah yang datang menimpa kita sebenarnya akan selesai dengan kehendak-Nya,
asalkan kita sepenuh hati beribadah saja. Sederhana sekali bukan?
Bukankah masuk akal kalau Allah akan
membereskan masalah kita ketika kita meminta pada-Nya? Apakah ada di antara
kita yang menganggap masalah yang kita hadapi jauh lebih besar daripada ke-Maha
Besaran-Nya?
Bukankah
Allah menyuruh kita untuk banyak mengingat-Nya? Mengapa pada kenyataannya kita
malah lebih banyak mengingat masalah? Lupakanlah masalah! Ingat saja Allah...
niscaya masalah kita akan sirna. Jamin!
Ibadah sebagai Senjata Penakluk Masalah
Kalau
memang setiap masalah akan dapat selesai dengan sepenuh hati beribadah, lantas
apa sajakah ibadah yang dapat kita lakukan?
- 1. Shalat Malam
Dalam surat Muzzammil, Allah
menyuruh manusia untuk menyisakan sedikit waktu malam demi mendirikan shalat
sunah. Di waktu kebanyakan manusia terlelap inilah jiwa kita bisa jauh lebih
tenang, kuat, dan mampu lebih khusyu beribadah. Sama saja seperti jaringan
telepon atau internet, bukankah pada malam hari jauh lebih leluasa mengakses?
Akan tetapi jangan salah kaprah! Jangan
sampai ketika mendirikan shalat malam kita benar-benar menikmati, akan tetapi
ketika melaksanakan shalat wajib... kita malah kedodoran.
2. Membaca Quran dengan perlahan
Di saat malam hari pula sebaiknya kita
membaca ayat Quran secara tartil, karena dengan membaca Quran hati kita akan
jauh lebih sehat, bukankah al-Quran adalah obat (syifa)?
3. Sedekah
Saat ini sudah banyak sekali
buku dan training yang membahas kekuatan sedekah. Apapun masalah yang kita
miliki, rupanya bisa dibantu dengan memberikan sedekah pada makhluk lain.
Bukankah Allah sudah dengan tegas menyatakan bahwa Ia akan membantu hamba-Nya
selama mereka mau membantu orang lain?
4. Berdzikir
Mengingat
dan banyak menyebut asma Allah adalah salah satu cara untuk bersedekah bagi
diri kita sendiri. Berdzikirlah sebanyak-banyaknya! Tidak ada kemudharatan
sedikitpun pada nama-Nya.
Masalah? Bukan Masalah lagi!
Jika
kita memahami bahwa setiap masalah dapat diselesaikan dengan beribadah,
artinya... setiap masalah yang kita temui dalam perjalanan hidup kita
sebenarnya dimaksudkan agar kita mengingat tugas utama kita dilahirkan di muka
bumi.
Bukankah
kita hidup hanya untuk beribadah pada-Nya?
Mungkin
karena kesibukan kita bekerja, kesibukan kita belajar, kita malah kehilangan
arah dan tujuan hidup. Kita malah menjalani tiap hari demi merengguk rupiah
(atau dolar?), atau mungkin hidup demi mengumpulkan ketenaran dan popularitas,
oleh karena itulah Allah memanggil kita untuk kembali pada tugas utama kita
dengan mengirimkan masalah. Agar nanti setelah mati, kita tidak bisa
berdalih...
"Yaa Allah, saya lupa pada Engkau
karena terlalu sibuk, Engkau sih tidak mengingatkan saya untuk beribadah! Saya
kan lupa kalau tugas saya satu-satunya itu adalah ibadah pada Engkau..."
Padahal
Allah selalu mengingatkan kita untuk selalu beribadah pada-Nya, bukankah tiap
hari kita selalu bertemu masalah baru?
Lucunya,
ada di antara kita yang malah marah-marah saat diberikan masalah, protes...
bahkan enggan untuk melanjutkan hidup, bahkan menuduh Allah tidak adil bin
kejam karena paling suka melihat hamba-Nya berkubang dalam masalah.
Semoga kita bukan bagian orang-orang
yang tidak mengetahui esensi masalah, semoga kita menjadi orang-orang yang
semakin bertambah keimanannya di saat masalah tak putus-putusnya menyapa
sekalipun.
Satu
rumus yang paling dapat dipercaya adalah "Bersama kesulitan ada kemudahan",
bukankah Allah menjanjikan hal ini dua kali berturut-turut di al-Quran yang
Mulia? So, kalau saat ini kita sedang merasa kesulitan... jangan kuatir!
Kemudahan akan segera tiba. Masalah?
Bukan masalah lagi!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar