Anak-anak India (AP Photo/ Manish Swarup)
Kodrat mereka diingkari. Anak perempuan bahkan dibunuh saat masih berada di dalam rahim
Bagi sebagian keluarga di India,
anak perempuan bukanlah berkah yang dinanti-nanti. Bahkan tidak sedikit
yang menjadi korban pembunuhan orangtua sendiri. Badan PBB untuk masalah
anak-anak, UNICEF, baru-baru ini mencatat hampir 50 juta anak perempuan
di India dihilangkan paksa.
Mahar atau mas kawin jadi biang
keladi. Emas, kain mahal, dan barang mewah wajib diberikan keluarga
perempuan pada mempelai laki-laki saat pernikahan. Tak sampai di situ,
aturan tak tertulis mengharuskan keluarga pengantin perempuan untuk
terus memberi.
Dulu, karena frustasi tak bisa memenuhi keinginan
pihak pria, insiden pembakaran pengantin perempuan kerap terjadi. Dua
dekade terakhir, dengan kecanggihan teknologi, 'pembunuhan'anak
perempuan bahkan dilakukan ketika masih jabang bayi. Meski dinyatakan
ilegal, praktik aborsi ini kerap terjadi.
Kini, cara baru
dilakukan. Para orang tua yang frustasi ingin memiliki anak laki-laki
memaksa anak perempuannya -- berusia satu sampai lima tahun -- menjalani
operasi ganti kelamin.
Ahli bedah di Kota Indore dilaporkan
telah mengubah kelamin ratusan anak perempuan dalam setahun. Caranya,
memompa obat-obatan hormon ke tubuh mereka. Lalu, dokter akan 'membuat'
penis menggunakan jaringan dari organ kelamin bocah perempuan.
Menurut koran terkemuka India, Hindustan Times, tren mengejutkan ini dikenal sebagai genitoplasty.
Para orang tua kaya asal Delhi dan Mumbai dilaporkan berbondong-bondong
ke Indore untuk mendapatkan operasi ganti kelamin dengan biaya relatif
murah. Sekitar 2.000 poundsterling atau Rp27,6 juta untuk mengganti
kelamin putri mereka.
Picu Kemarahan
Berita penyalahgunaan operasi kelamin -- yang umumnya dilakukan untuk
mengatasi kelainan genital orang dewasa memicu ekspresi kemarahan di
Twitter dan situs jejaring sosial lainnya. Salah satunya dari penulis
dan feminis, Talisma Nasreen.
"Ini keterlaluan! Tak hanya membunuh bayi perempuan yang belum lahir,
mereka bahkan mengubah kelaminnya menjadi laki-laki melalui genitoplasty," kata dia. Ia menuntut dokter yang melakukan bedah kontroversial itu meringkuk dalam bui.
Kendati dokter telah memperingatkan bahwa berubah menjadi pria akan membuat anak mereka mandul, para orang tua bergeming.
Tujuh ahli genitoplasty
India sesumbar bahwa masing-masing dari mereka telah mengubah 200
sampai 300 anak perempuan menjadi laki-laki. Hanya satu di antara korban
berusia lebih tua dari 14 tahun -- batas usia yang disyaratkan untuk
menjalani operasi ini.
Para dokter berdalih, mereka melakukan operasi pada mereka yang tak
memiliki ketidakcocokan antara organ luar dan dalam. Tapi tak ada sistem
di India yang mengontrol klaim ini.
Apapun itu, anak-anak
perempuan malang jadi korban. "Saat ia tumbuh besar ia akan mengalami
kebingungan soal jenis kelaminnya. Ini akan berakibat pada kelainan
seksual dan masalah psikologis," kata ahli bedah anak, Milind Joshi.
Namun,
seorang orang tua yang mengoperasi anaknya yang berusia 2 tahun
berdalih, "saya pikir anak saya tak akan kebingungan dengan gendernya.
Saat ia tumbuh dia akan hidup normal -- selama ia tak punya kenangan
soal operasi itu." (Daily Mail/ren)